Kamu Diizinkan Untuk Mengambil Ruang


(You are allowed to take up space)

Pekan ini adalah pekan yang sangat buruk untukku, bayangkan aku membiarkan seorang bapak-bapak menyerobot antrianku ketika akan mengambil uang di ATM.

Kemudian aku bertabrakan dengan seseorang di pinggir jalan, kami saling menyikut hingga kami sama-sama jatuh. Aku meminta maaf, tapi dia tidak. Aku merasa dia lah yang seharusnya meminta maaf.

Ketika sedang makan siang di restoran, aku mendapati makanan yang aku pesan salah. Aku tidak suka, tapi terpaksa aku memakannya tanpa protes kepada pelayan restoran.

Di kosan pun juga begitu, aku mengalah dengan temanku yang selalu menyalakan kipas angin. Padahal diriku sendiri merasa kedinginan dengan kipas itu. Aku mencoba mengalah.

Dua hari yang lalu pun juga sama, sekelompok pria mengusirku ketika duduk di taman, aku pergi tanpa melawan dan tidak mengatakan apapun.

Sepanjang hidupku, aku selalu hidup dalam ketakutan, yang semakin lama semakin banyak, terlalu besar sehingga ketakutan itu mengambil terlalu banyak ruang.

Aku cenderung sering mengambil ruang sedikit mungkin, aku terlalu memikirkan orang lain terlebih dahulu. Membuat mereka nyaman dan hidup enak, kurasa hal itu lebih mudah bagiku.

Tapi sebenarnya aku tidak ingin mengambil keuntungan dari siapa pun dan aku tidak ingin menganggu orang lain.

Namun, yang sering terjadi aku malah mengorbankan kebutuhanku sendiri untuk memastikan semua orang merasa nyaman dan memiliki apa yang mereka butuhkan. 

Aku sadar bahwa semua ini akan membawaku kepada kehancuran dan kerugian bagi diriku sendiri. Kebiasan ini seperti benalu, racun atau lebih seperti bunuh diri. Aku hanya selalu memberi, memberi, dan memberi sampai akhirnya aku tidak punya apa-apa.

Sebenarnya aku marah dan kesal, tapi tidak tahu dengan siapa? Mungkin dengan diriku sendiri.

Andai saja aku bisa meluangkan waktu sejenak untuk mengambil ruang dan memilih untuk bertindak sesuai keinginanku, mungkin aku lebih bahagia.

Bagaimana jika aku membiarkan diriku mengambil ruang yang layak alih-alih menyusut ke sudut?

Tidak perlu meminta maaf, menuruti perkataan orang lain, pasrah pada keadaan, ataupun dipaksa memenuhi kebutuhan orang lain.

Bukankah semua ini terdengar seperti hal yang menakjubkan?

Aku layak untuk semua ini, sebenarnya bukan aku saja. Tapi kita!

Kita semua berhak untuk mengambil ruang, berhak untuk bodo amat dengan sekeliling kita.

Kita layak untuk memiliki semuanya dan lebih dari itu. Inilah cara mengambil ruang untuk yang orang sensitif dan peduli seperti kita:

1. Angkat dan luruskan badanmu 


Berdirilah tegak, luruskan tulang belakang dan bahumu, tanamkan kaki, kepala ke atas, dan hati selalu terbuka.

Kamu harus tetap tegar, tidak membungkuk. Jangan membuat dirimu di sudut. Ketika kamu bisa melakukan itu, maka di situlah rasa percaya diri masuk, kamu akan bisa mengklaim ruangmu, di manapun dan kapanpun kamu berada.

Memang cara membuat badan tegak tidak mudah, carilah cara di Youtube atau internet dengan latihan atau olahraga. 

2. Ingatkan dirimu, kamu berhak dan pantas akan sesuatu


Kamu biasanya minder, memberikan kesempatan emas pada orang lain. Memberikan jalan, kebutuhan, barang, ataupun tempat kepada seseorang.

Ingatlah bahwa kamu pantas untuk segalanya, kamu harus mengambil langkah dan tidak perlu terus mengalah. Kamu pantas berada di tempat kamu berada.

Kehadiranmu di bumi ini bukanlah sesuatu kebetulan, jangan malu-malu atau ragu-ragu mengambil bagianmu. 

Jika kamu ada di suatu tempat dan kamu merasa dirugikan, atau kamu merasa dipojokkan dengan membuat orang lain nyaman. Ingatlah kamu berada di ruanganmu, sebagai orang sensitif kamu berhak menyatakan pada dunia, “Aku di sini”.

3. Berhenti mengatakan maaf


Jangan meminta maaf jika kamu tidak sengaja menganggu orang lain.
Jangan meminta maaf karena kamu menyita waktu seseorang.
Jangan meminta maaf jika kamu hanya sedikit berbeda dari kebanyakan orang.
Jangan meminta maaf untuk kesalahan kecil.

Kamu manusia, dan kamu tidak sempurna. Kamu tidak perlu mengatakan maaf untuk itu.

4. Berbicaralah, angkat suaramu


Jangan hanya diam ketika ruang kamu terasa sempit, bersuaralah. Angkatlah suaramu!
Segala yang kamu rasakan harus kamu katakan, biarkan itu diketahui oleh orang-orang. Berikan pendapat, usulan, dan protes pada seseorang.

Ketika seseorang menganggumu, katakanlah. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak pantas, tegurlah dan beri tahu dia tentang itu agar dia memperbaiki diri, bukan kamu yang harus menerimanya.

Bicaralah dalam pertemuan kelompok untuk membagikan idemu.
Katakan pada pelayan restoran jika menumu salah.
Katakan pada penjaga kasir kalau uang kembalianmu kurang, walaupun itu cuma seratus perak.

Mintalah pada atasan jika gaji yang diberikan terlalu sedikit, ini untuk kenaikan gaji atau tunjangan yang mencerminkan kualitas pekerjaanmu.

Percakapan membuat kamu memiliki ruang untuk maju dan mendapatkan bagianmu. Jangan terlalu banyak dipikirkan. Meskipun menakutkan, percayalah kamu akan mendapatkan tempat yang pantas dan mulai dipahami oleh orang di sekitarmu.

5. Bicaralah santai, perlahan, dan jelas


Kadang ketika kamu ingin mengatakan sesuatu, kamu akan kebingungan untuk mengatakannya. Semua jadi canggung, apa yang kamu sampaikan menjadi tidak jelas dan terlalu cepat.

Tidak perlu terburu-buru. Apa yang kamu katakan adalah penting. Katakan apa yang ingin kamu katakan dengan perlahan dan percaya diri. 

6. Prioritaskan dirimu


Sebuah pertanyaan yang selalu muncul, “Mengapa aku menempatkan kebutuhan semua orang di atas kebutuhanku sendiri?”

Berhentilah membuat orang lain nyaman kalau kamu merasa tidak nyaman dengan itu, kamu hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Satu kata yang harus kamu katakan, “Aku adalah orang penting, dan aku berharga.”

Mulailah menempatkan kebutuhanmu di bagian paling atas. Kapan kamu memenuhi kebutuhanmu sendiri? Kapan kamu menyayangi diri sendiri? Kapan kamu peduli pada dirimu sendiri? Kapan kamu sensitif dengan dirimu sendiri?

7. Mintalah bantuan


Ada suatu saat kamu akan merasa takut dan tidak enak untuk menganggu orang lain.
Pada akhirnya kamu tidak bisa mendapatkan apa yang kamu butuhkan.

Cobalah meminta bantuan, alih-alih mencoba memikul beban sendirian. Kadang-kadang kamu harus membuat orang lain repot, kamu juga harus mengganggu orang lain. Untuk itu mintalah bantuan dari orang lain.

8. Tampilkan energi di dalam dirimu, jangan berpura-pura


Percaya diri itu penting, keluarlah dari ruangmu dan ekspansi ke ruang yang lain. Jangan hanya duduk di pojokan dan takut pada dunia.

Perluas medan energimu saat pergi di acara publik, di sekolah, kantor, pesta, ataupun jalanan. Senyum dan sapalah semua orang. Tatap mata seseorang yang belum pernah kamu temui dan jabat tangannya dengan kuat. Kamu tidak perlu takut, kamu berhak mengambil ruang.

9. Cobalah sesuatu yang kamu anggap benar dan nyaman


Pilihlah pakaian, yang kamu sukai. Pilihlah menu makanan, waktu, dan apapun yang kamu sukai.

Bahkan kamu berhak untuk menolak ajakan seseorang. Menolak memberi pertolongan, menolak memberikan pinjaman uang kepada teman.

Jangan khawatir dengan sesuatu yang membuatmu merasa disalahkan ataupun ditinggal, kamu tidak perlu meminta maaf untuk hal-hal sepele. Cukup katakan, “Aku tidak dulu.” “Aku skip dulu.”
Lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan. Kamu harus mengambil zona nyaman yang kamu anggap benar. Ketika kamu berusaha melakukan sesuatu yang nyaman dan menyenangkan bagi dirimu sendiri dan tidak untuk orang lain, kamu membiarkan dirimu mengambil ruang.

10. Jangan biarkan dirimu terpojokkan


Jika memilih untuk tetap di sudut pojokan, membuat dirimu kecil dan tidak mencolok tapi terasa lebih aman. Mungkin kamu hanya merasa takut, dan butuh perlindungan diri. Pertanyaannya apakah kamu sekarang butuh itu?



Itulah tadi 10 cara agar kita bisa mengambil ruang. Di akhir tulisan ini aku tidak terlalu memberikan banyak lagi cara. 

Kita adalah orang sensitif dan peduli dengan sekitar. Kita hanya membiarkan orang lain mengambil ruang kita. Padahal itu adalah hak kita.

Tidak apa-apa mengambil ruang. Kita diberi izin untuk mengambil ruang. Kita; aku dan kamu. Bangunlah, berjalanlah ke tengah-tengah dan mulai mengambil ruang.

Sudah waktunya bagi orang yang sensitif untuk mengambil ruang dan tempat. Kita terdiri dari 25% dari semua manusia di planet kita. Suara kita harus didengar, kebutuhan kita harus diperhatikan. Cara kita menjadi manusia harus dihormati.

Ketika kita memberi izin diri kita untuk mengambil ruang, semuanya berubah. Kita mulai menyadari bahwa semua orang pada tingkat spiritual sebenarnya sama.

Keyakinan dan kekuatan sejati datang dari dalam. Kemampuan sensitif, empatik, dan intuitif kita adalah hadiah dari Tuhan untuk membuat dunia seimbang.

_________
Wi Farma
Kairo, 2021

Post a Comment

Previous Post Next Post