Mengapa Negara Mesir Mengakui Kemerdekaan Indonesia?

Mengetahui sejarah kemerdekaan dan mengetahui perjuangan pahlawan dalam kemerdekaan itu penting.
Mengapa?


Agar kita bisa tahu, beratnya sebuah perjuangan. Bahkan dengan mengetahui sejarah, rakyat bisa lebih semangat mengisi kemerdekaan.
Tapi tahu tidak setelah Indonesia merdeka, Indonesia bukan apa-apa, negara yang sudah mengaku berdaulat membutuhkan pengakuan dari negara lain.

Nah, khusus kali ini kita akan membahas Negara Mesir dalam mendukung dan mengakui kemerdekaannya?

Kalau kalian baca habis tulisan ini, kalian akan tahu betapa sangat pedulinya masyarakat Mesir pada Indonesia.

Mungkin tanpa Mesir dan negara-negara Arab Indonesia sudah menjadi Bumi Hangus.

Nah ingin tahu lebih lanjutnya?
Yuk simak!

Kapan Kemerdekaan Republik indonesia?


Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan Proklamasi oleh Ir. Soekarno pada jam 10.00 pagi, hari Jumat, 17 Agustus 1945 M di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat

Kapan Kemerdekaan Mesir?


Lebih dulu 23 tahun Mesir merdeka dari Indonesia, tepatnya 28 Februari 1922. Pada tanggal ini Mesir berhasil meraih kemerdekaan dari Inggris yang telah mengontrol negara selama 50 tahun.

Syarat berdirinya negara


Syarat berdirinya negara yang berdaulat harus mendapatkan pengakuan de fakto (bersifat sementara) dan de jure (pengakuan penuh, dilakukan secara yuridis dan tidak dapat ditarik kembali).

Mesir negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia


Pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia pertama kali bukan dilakukan oleh negara-negara Barat, tetapi oleh negara-negara Arab, yaitu Mesir.

Semua ini karena kedekatan dan keharmonisan tokoh-tokoh nasional seperti M. Natsir, Sutan Syahrir, H. Agus Salim dengan tokoh-tokoh pergerakan organisasi Islam di Mesir seperti Syekh Hasan Al-Banna dengan gerakan Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini juga membantu kemerdekaan negara lain.

Hasan Al-Banna menggalang opini umum kepada Mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir dengan menulis tentang Kemerdekaan Indonesia yang kemudian disebarkan melalui Koran Lokal, tabligh akbar dan demonstrasi
Maka pada 22 Maret 1946, Mesir menjadi negara yang yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia pertama kalinya.

Pengakuan Kemerdekaan Indonesia Oleh Liga Arab (Arab League)


Negara Arab yang menyusul pengakuan kemerdekaan Indonesia setelah Mesir adlah Syiria, Iraq, Lebanon, Yaman, Saudi Arabia dan Afghanistan.

Yang di mana negara-negara tersebut adalah anggota Liga Arab (Arab League)

Tepat 18 November 1946 secara resmi Dewan Liga Arab mengambil keputusan untuk mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Itu semua karena didasarkan ikatan keagamaan, persaudaraan dan kekeluargaan.

Setelah Pengkuan Mesir dan Liga Arab terhadap Kemerdekaan Indonesia, Belanda melakukan Agresi Militer


Setelah proses yang cukup panjang dari pengakuan Mesir dan negara-negara Liga Arab, informasi kemerdekaan Indonesia tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Setelah indonesia memproklamasikan diri, belanda melakukan Agresi Militer pada tanggal 21 Juli 1947. Tujuan dari agresi militer Belanda adalah untuk menghancurkan negara yang baru saja mendapat pengakuan internasional dari negara Mesir.

Utusan luar negeri pertama kali Indonesia dari Mesir untuk Kemerdekaan Indonesia


Di bawah pimpinan Ahmad Kasyabah Pasha, kabinet Mesir melakukan sidang membahas nasib bangsa Indonesia yang sedang mendapatkan aksi militer Belanda.
Pemerintahan Mesir langsung mengirim konsul Jenderal di Bombay, Mohammad Abdul Mun’im ke Yogyakarta, yang saat itu menjadi Ibu Kota RI.

Karena Indonesia termasuk negara yang banyak menganut Islam, sehingga Mesir bersama Liga Arab mendukung kemerdekaan Indonesia dengan ikatan saudara sesama muslim

Karena Indonesia termasuk negara yang banyak menganut Islam, sehingga Mesir bersama Liga Arab mendukung kemerdekaan Indonesia dengan ikatan saudara sesama muslim

Mohammad Abdul Mun’im menembus blokade Belanda untuk menyampaikan dokumen resmi pengakuan negaranya kepada negara Indonesia yang sedang terkepung dan berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Ini adalah utusan resmi luar negeri pertama yang mengunjungi ibu kota Republik Indonesia. Maka pada 7 April 1946 sebagai rasa terima kasih, Ir. Soekarno juga mengirim delegasi pertama RI ke luar negeri setelah merdeka.

Penandatanganan Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir


Tidak sampai situ, pengakuan dari Mesir juga diperkuat dengan Penandatanganan Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir.
Cerita yang menarik dengan situasi yang tegang, menjelang penandatanganan perjanjian tersebut duta besar Belanda di Mesir menyerbu masuk ruang kerja Perdana Menteri Mesir, Nokrasi Pasha untuk mangajukan protes sebelum ditandatanganinya perjanjian tersebut.

Suasana Penandatanganan Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir
Suasana Penandatanganan Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir

Tujuan protes duta besar Belanda adalah untuk mengingatkan hubungan Ekonomi Mesir dan Belanda serta janji dukungan Belanda terhadap Mesir mengenai Palestina di PBB.

Perdana Menteri Mesir, Nokrasi Pasha menanggapi ancaman dan protes tersebut, “Menyesal kami harus menolak protes tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat dan sebagai negara yang berdasarkan Islam tidak bisa tidak mendukung perjuangan bangsa Indonesia yang beragama Islam. Ini adalah tradisi bangsa Mesir dan tidak dapat diabaikan”

Raja Farouk Mesir juga menyampaikan alasan dukungan Mesir dan Liga Arab kepada Indonesia dengan mengatakan, “Karena persaudaraan Islamlah, terutama, kami mambantu dan mendorong Liga Arab untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia dan mengakui kedaulatan negara itu.”

Maka pada 10 Juli 1947, Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim bertemu dengan PM Mesir Nokrasi Pasaha di kantornya. Setelah melakukan serangkaian pembicaraan akhirnya dilakukan penandatanganan perjanjian.

Dengan pengakuan Mesir, maka Indonesia secara de fakto dan de jure menjadi negara yang berdaulat.

Puncak Kepedulian Mesir Terhadap Kemerdekaan Indonesia dengan diadakannya Rapat Umum


Pada 30 Juli 1947, Rapat Umum yang diadakan partai politik dan organisasi-organisasi besar, di mana saat itu dihadiri Presiden Tunisia, Habib Barguiba dan Pemimpin Maroko, Allal al-Fassi.

Rapat Umum ini menghasilkan resolusi yang menuntut antara lain:

  1. Pembaikotan barang-barang buatan Belanda di seluruh negara-negara Arab
  2. Pemutusan hubungan diplomatik antara negara Arab dan Belanda
  3. Penutupan pelabuhan dan lapangan terbang di wilayah Arab terhadap kapal dan pesawat Belanda (secara konkret dilaksanakan di Terusan Suez)
  4. Pembentukan perangkatan kesehatan untuk menolong korban Agresi Militer Belanda (Secara konkret Mesir mengirim misi Bulan Merah ke Indonesia lengkap dengan obat, alat kesehatan, dan tim dokter)

Alasan mengapa Mesir mendukung kemerdekaan Indonesia?


  • Karena memang sebenarnya Mesir merupakan negara yang mengecam penjajahan Belanda di Indonesia, sehingga ketika Indonesia memplokamirkan diri untuk merdeka secara tidak langsung sudah mendukung Indonesia
  • Mesir sudah memiliki ikatan emosional dengan bangsa Indonesia sejak dahulu
  • Terdapat organisasi besar Islam saat itu, salah salah satunya Ikhwanul Muslimin yang mendukung penuh kemerdekaan Indonesia.
  • Karena Indonesia termasuk negara yang banyak menganut Islam, sehingga Mesir bersama Liga Arab mendukung kemerdekaan Indonesia dengan ikatan saudara sesama muslim
  • Karena diprediksi Indonesia dan Mesir memiliki banyak kesamaan ideologi, terbukti dengan kedua negara ini menjadi negara anggota GNB (Gerakan No Blok) dan peserta dai KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Asia-Afrika

Hubungan bilateral Mesir Indonesia saat ini di ekonomi, politik, budaya dan pendidikan


Dalam ekonomi keduanya saling bertukar sumber daya, keduanya saling ekspor dan impor. Sehingga dari hubungan bisnis ini terjalin hubungan baik.

Hubungan politik Indonesia-Mesir sangat baik karena berideologi yang sama dengan cara menentang kolonialisme, kemudian kedua negera ini salinh kunjung-mengunjungi. Hampir semua Presiden Indonesia mengunjungi Mesir, begitu pula sebaliknya.

Hubungan bilateral lainnya dengan pertukaran pelajar dan budaya, dan banyaknya mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir, khususnya Universitas Al-Azhar.

Haji Agus Salim dan Haji Rasyidi sebagai delegasi Indonesia mengucapkan rasa terima kasih kepada Syekh Hasan Al Banna atas pengakuan kemerdekaan Indonesia

Post a Comment

Previous Post Next Post