“Dinginkan makanan dan minuman kamu sesungguhnya tidak ada kebaikan pada makanan/minuman yang panas.” (HR. Al-hakim dan Ad- Dailami)
Jika makanan dan minuman panas, sering kali kita meniupnya agar saat masuk ke mulut menjadi dingin. Memang hadist di atas menjelaskan bahwa tidak ada kebaikan pada makanan dan minuman yang panas. Tapi dalam hal ini dapat berisiko terhadap kesehatan kita karena makanan atau minuman tersebut mengeluarkan uap air, yang kita tahu uap air adalah H2O. Sebelumnya kita simak hadist berikut:
Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR. At Tirmidzi)
Hadist di atas menyebutkan tentang minuman bukan makanan karena hanya air saja yang bisa menguap (hehehe), Nah saat kita meniup air maka kita akan meneluarkan gas carbon dioxide (CO2) dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air (H2O) bereaksi dengan carbon dioxide (CO2) akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam atau cuka (H2CO3).
H2O + CO2
=> H2CO3
Di dalam darah terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah tersebut. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20
<= H2CO3 => HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan di mana darah kelebihan mengandung asam atau terlalu sedikit mengandung basa dan yang sering menebabkan turunnya pH darah.
Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan di mana darah kelebihan mengandung basa atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Kesimpulannya ketika kita meniup minuman/makanan yang panas maka kita akan mengeluarkan karbon dioksida yang akan bereaksi dengan uap air dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman darah kita, di mana darah akan menjadi lebih asam atau tidak seharusnya, sehingga menurunkan pH dalam darah (Asidosis). Seiring Asidosis, pernafasan akan menjadi lebih cepat dan dalam sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut denagn cara mengeluarkan banyak asam dalam air kemih.
Jika tubuh terus menghasilkan banyak asam, maka kedua mekanisme tersebut tidak berguna, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan shock, koma, dan bahkan kematian. Nah, bagaimana, masih ingin ditiup?
SOLUSI_________________
Ada solusinya baca dulu...
Nabi kita Shallallahu 'alaihi Wassalam mengajarkan untuk meminum dengan tiga tegukan, atau asalakan jangan satu kali tegukan. Dengan meminum langsung minuman maka kemungkinan kita akan bernafas dalam bejana atau gelas minum kita, maka kita harus meminumnya dengan tiga kali tegukan. Setelah satu kali tegukan kita bernafas di luar gelas, satu kali tegukan kemudian bernafas di luar gelas dan begitu seterusnya.
Satu lagi, sesuai hadist dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu jangan menghirup udara di dalam gelas.