Ibnu Taimiyah berkata: "Sungguh kasihan para penduduk dunia, keluar dari dunia dan belum merasakan sesuatu yang paling nikmat dari-Nya". Ada yang bertanya, "Apa yang paling nikmat dari-Nya?". Dia menjawab: "Cinta Allah Swt".
Derajat cinta paling tinggi seorang hamba adalah cinta kepada Allah (mahabbatullah), ketika manusia mencintai Allah maka dia mencapai puncak kebahagian dan nikmat yang harus disyukuri. Seorang Ulama Al Azhar, Syekh Hisyam Kamil Hamid Musa dalam majelis sirah nabawi pernah berkata, “Cara paling dasar dan paling baik bagi seorang salik untuk mencintai Allah adalah mencintai Rasulullah”. Dijelaskan juga bahwa tujuan utama dari majelis sirah nabawi, membaca semua buku-buku sirah nabawi, buku ini, buku itu, dan semua majlis yang mengenal Nabi Muhammad Saw bukanlah bahasa ataupun ilmu pengetahuan semata tetapi adalah hubbun Al-Rasulillah (Cinta Rasulullah). Hal ini sesuai firman Allah Swt.:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Ali Imran [3]: 31)
Untuk thariq al-wusul ila mahabatullah (jalan mencapai kepada cinta Allah), kita harus mencintai Rasulullah Saw, mengapa dalam menggapai cinta Allah harus melalui guru-guru yang bersambung kepada Rasulullah? Guru yang sudah dibimbing dan diberi izin untuk membimbing orang lain. Jawaban dari pertanyaan ini dipermisalkan oleh Ustadz Aunul Abied, Lc., M.A. dengan mata dan matahari; mata tidak akan kuat melihat matahari secara langsung, bahkan akan rusak, kalaupun tak rusak, tidak akan mampu melihat keindahannya secara langsung. Kita bisa melihat keindahan matahari pagi bukan karena langsung melihatnya. Akan tetapi keindahan matahari tersebut tampak melalui fenomena alam yang sinarnya memantul dari molekul-molekul udara, awan dan sejenisnya. Selain itu bulanpun menampakkan keindahan cahaya matahari, karena sinar yang dipancarkan matahari dipantulkannya hingga terlihat indah saat malam.
Bagitulah, bahwa untuk mencapai mahabatullah dibutuhkan wasilah seorang Rasul, karena Nabi Muhammad Saw adalah orang yang paling mengenal Allah, menerima wahyu Allah dan utusan-Nya yang dipercaya. Siapa yang lebih mengenal Allah dari Rasul-Nya?
Inti dari rasa cinta kepada Rasulullah adalah menjadikan cinta Rasulullah itu lebih dari segala hal, bahkan diri kita sendiri, bapak, ibu, anak dan harta benda. Inilah wujud cinta yang sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah [9]: 25)
Sebuah rasa membutuhkan pembuktian, bukan hanya pengakuan. Pengakuan cinta kepada Rasulullah Saw.:
“Seandainya manusia diberikan (diterima) semua pengakuannya, tentulah ramai orang yang menuntut darah dan harta orang lain.” (HR. Al-Bukhari)
Wajib bagi setiap muslim yang menyakini rukun iman ke-empat membuktikan cintanya kepada Rasulullah Saw dengan mengamalkan semua ajarannya, mengikutinya dan merealisasikannya dalam kehidupan seharian. Seorang yang mencintai Rasulullah adalah seorang yang akan selalu berusaha untuk me-muhammad-kan dirinya.
Me-muhammad-kan diri adalah menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai panutan yang harus ditiru semua tingkah lakunya. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi bahkan ketika tidur. Tidak dipungkiri seorang fans berat akan mengikuti gaya rambut, berpakaian dari ujung rambut sampai ujung kaki. Maka dengan semua itu akan semakin tinggi dan sempurna kecintaan kepada Rasulullah Saw.
Dalam me-muhammad-kan diri kita harus bisa mengenal sosok Nabi Muhammad Saw, mengetahui kisah perjalanan hidupnya. Kisah ketika dia lahir, hingga perjalanannya memperjuangkan Islam serta karakternya. Banyak hal positif yang tersurat dan tersirat dalam kisah hidupnya. Kehidupan dan tingkah laku beliau adalah pedoman yang bisa diamalkan karena telah ada pada diri Rasulullah sebuah contoh yang baik.
ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik” (QS. Al Ahzab [33]: 21)
Untuk mengenal dan meneladani Rasulullah Saw adalah dengan membaca dan memahami Al-Quran kemudian mengamalkannya, dalam sebuah hadist Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّ خُلُقُ نِبِيِّ الله كَانَ القُرْآن“Sesungguhnya akhlak beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al Qur`an.” (HR. Muslim)
Puncak dari rasa cinta adalah rasa rindu ingin bertemu. Selalu mengingat dan menyebut namanya. Cara mengobati rasa rindu itu adalah dengan membaca sholawat kepada baginda Rasulullah Saw. Dengan memperbanyak sholawat kepada Rasulullah maka Allah akan bersholawat kepada kita.
Untuk itu mari kita me-muhammad-kan diri untuk meraih mahabatullah. Dengan mengidolakan Rasulullah Saw, meneladaninya, menghormatinya, mengikutinya dan ajarannya, bahkan para keluarga, istri-istri (ahlu bait) dan sahabat-sahabat yang telah mengiringi dakwah beliau.
Tapi sayangnya, manusia di zaman modern ini kehilangan sosok yang pantas untuk diteladani. Orang lebih suka mengidolakan selebriti ketimbang Rasulullah Saw. Rata-rata fans lebih mengenal sosok yang mereka idolakan daripada Nabi Muhammad Saw. Padahal mencintai Rasulullah Saw jauh lebih banyak mendatangkan manfaat bahkan menuntun ke surga yang kekal.
اللَّهُمَّ صَلَّى عَلَى سَ عليه وعَلَى آلِهِ