Penting Gak Sih Merayakan Hari Valentine?
Ketika hari mendekati pertengahan Februari ada sebuah pertanyaan yang terbetik dalam benakku, “Apakah Hari Valentine penting untuk dirayakan?”
“Apakah Hari Valentine baik untuk generasi muda Indonesia?”
“Emangnya apa itu Valentine?”
“Gimana sih sejarahnya?”
Itulah pertanyaan yang ingin saya jabarkan pada tulisan ini dengan sedikit sumber dan opini.
Sejarah Valentine
Sejarah Hari Valentine sangat lah tidak baku, gak jelas, banyak versi bahkan dikatakan legenda tanpa asal-usulnya. Bahkan Hari Raya ini pernah dihapus dari Kalender Gerejawi.
Nah, saya akan menjelaskannya yang mungkin kalian bisa tahu bahwa Budaya Valentine berasal dari Kristen. Yang muncul karena legenda pendeta yang bernama Santo Valentinus.
Versi pertama, Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus merujuk tiga martir atau santo(orang suci) dimana hubungan cinta romantisme mereka tidak jelas, yaitu pastor di Roma, uskup Interamna (modern Terni) dan martir di provinsi Romawi (Africa). Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja.
Ada juga yang menyatakan bahwa Hari Raya ini dari Inggris dan Perancis (abad ke-14) tentang kisah cinta St. Valentinus yang dipercaya bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin.
Bahkan Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Terdapat legenda lain yang menyatakan bahwa Hari Raya Valentine dibuat untuk mengalahkan hari raya Lupercalia pada 15 Februari di Roma Kuno, ini adalah sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Namun cerita yang paling terkenal adalah di Roma, abad ke-3 pada zaman Kaisar Claudius. Kaisar yang melarang seorang pria menikahi seorang wanita untuk kepentingan militer. Santo Valentinus menolak dan melanggarnya. Claudius marah, akhirnya jeruji penjara mempertemukan cintanya dengan putri penjaga penjara. Aksi penolakannya mendapatkan dukungan dengan melempar bunga dan pesan melalui jendela penjara. Sebelum dihukum mati pada tanggal 14 Februari Valentinus menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan “Dengan Cinta dari Valentinemu”.
Hingga kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta.
Nah, dari semua sejarah (legenda) tersebut, entah versi eksiklopedia katolik, versi Inggris dan Perancis, Kalender Yunani Kuno, Roma Kuno, atau Roma abad ke-3. Maka lahirlah budaya baru "Hari Valentine Era Modern" seperti yang sekarang banyak dirayakan.
Apa itu Valentine?
Hari Valentine Era Modern (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat, yang kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut.
Bahkan selain di barat perayaan Hari Cinta dan Kasih-Sayang ini sudah merambat ke Asia seperti Jepang, Taiwan, Korea, bahkan Indonesia.
Hari valentine adalah hari dimana para kekasih saling berbagi kartu ucapan berbentuk cinta, berbagi hadiah seperti coklat, bunga mawar, bahkan perhiasan.
Kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Kasih Sayang yang bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, tetapi seorang wanita juga mengirimkan surat kepada sahabat wanitanya pada hari ini.
Namun di beberapa negara, seperti Malaysia, Arab Saudi dan Pakistan sebagian tokoh agama Islam melarang Hari Valentine dikarenakan meniru kebudayaan Kristen.
Pentingkah Valentine?
Nah Kawan-kawan, bagaimana dengan negara kita dengan berbagai agama, kultur dan budaya? Apakah perayaan hari Valentine yang dengan banyak versi sejarah dari Dunia Barat ini penting bagi generasi muda Indonesia?
Dulu anak laki-laki dan perempuan sudah merasa tidak enak ketika berboncengan berdua.
Dulu anak-anak takut dimarahin orang tua jika keluar malam-malam.
Dulu para pemuda dan pemudi malu berciuman di pinggir jalan.
Dulu para perawan depresi dan malu jika mereka hamil diluar nikah.
Tapi Zaman Now (Sekarang)?
Apakah Valentine membuat wanita dan pria lumrah berboncengan meskipun bukan mahramnya?
Apakah anak-anak sudah berani dengan orang tua hingga menjadi kalong-kalong?
Apakah pemuda dan pemudi sudah tidak lagi punya rasa malu bercumbu di jalanan?
Apakah sekarang para perempuan yang hamil pranikah sudah biasa karena saking banyaknya?
Apakah Valentine sesuai dengan mental dan karakter asli pemuda Indonesia?
Apakah Valentine sesuai dengan kultur dan budaya Indonesia?
Valentine, budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya kita. Ini adalah efek dari westernisasi dan globalisasi yang harus kita saring dan eliminasi.
Jangan sampai negeri dengan wanita terhormat ini terhina dengan budaya barat.
Jangan sampai Valentine membolehkan perempuan bebas jalan-jalan dengan lawan jenisnya memadu cinta tanpa hubungan yang sah.
Jangan sampai seorang pria berani berbuat hal yang tidak baik di hadapan wanita.
Kita punya norma adat, budaya yang sopan dan berkarakter baik.
Nah Saudaraku, itu semua tergantung dari diri kita dalam menanggapi Hari Kasih Sayang ini. Entah kalian Pro atau Kontra dengan hal ini?
Tapi setidaknya mari kita jaga Indonesia dari kebudayaan barat yang merusak, yang dapat membunuh mental dan karakter generasi muda. Jangan sampai terpuruk pada seks bebas, narkoba, kenakalan remaja dan bahkan hilangnya kehormatan dan jiwa.
Versi Islam
Wahai Saudaraku seiman, sangatlah buta atau mungkin pura-pura buta bagi seorang muslim yang mengikuti kebudayaan Kristen?
Jangan pura-pura tidak tahu sejarah Santo Valentinus.
Sejarah dengan banyak versi, sejarah yang muncul kontoversi di pihak gerejawi.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (H.R. Abu Daawud no. 4031, Ahmad 2/50 & 2/92)
Atau mungkin ada yang bilang?
Tidak, saya tidak ikut-ikut cuma ngirim surat cinta di Bulan Februari.
Tidak, saya tidak menyerupai mereka cuma mau kasih hadiah mumpung momen kasih sayangnya pas.
Tidak, atau tidak merayakan Valentine cuma mau mengucapkan cinta saja di bulan ini.
Yah, itu sama saja seperti orang dilarang ke diskotik tapi pindah mabuk di pinggir jalan.
Seperti anak kecil yang dilarang minum es, tapi hujan-hujanan. Kan akhirnya juga pilek!
Atau lebih jelas udah dilarang main ke tempat sampah tapi main ke selokan. Kan sama-sama kotornya!
Wahai Saudaraku, Valentine adalah hari kasih sayang yang semu. Valentine hari cinta yang sementara.
Ungkapan cinta terucap pada hari ini mungkin akan dianggap penyesalan kelak.
Gombalan kita yang membuai pada hari ini mungkin akan ingin kita untuk tarik lagi kelak.
Hadiah, mawar, coklat, dan perhiasanmu pada hari ini mungkin bisa membahagiakannya sekarang tapi apakah bisa kelak?
Kata "I love you" pada hari ini mungkin akan menjadi kata "I hate you" kelak.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Orang yang saling mencintai pada hari itu( hari qiyamat) akan saling memusuhi kecuali orang-orang yangg cintanya karena alasan takwa” (QS. Az Zukhruf: 67).
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا (٢٧) يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا (٢٨)لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإنْسَانِ خَذُولا (٢٩)
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29)
Kecuali orang yang bertaqwa dan beriman karena Allah. Katakan dan landaskan:
أُحِبُّكَ فِي اللٰهِ"Aku mencintaimu karena Allah"
Mencintai dan menyayangi seseorang karena Allah menjadikan cinta itu tumbuh besar bahkan akan menjadi sesuatu yang indah dan kekal sampai surga-Nya.
Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا تحاب اثْنَان فِي الله إِلَّا كَانَ أحبهم إِلَى الله أشدهما حبا لصَاحبه
“Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah kecuali yang paling dicintai Allah adalah yang paling besar kecintaan pada saudaranya” (HR.Ibnu Hibban)
إِن الله يَقُول يَوْم الْقِيَامَة: أَيْن المتحابون بجلالي، الْيَوْم أظلهم فِي ظِلِّي يَوْم لَا ظلّ إِلَّا ظِلِّي
"Sesungguhnya Allah pada hari kiamat berfirman, mana mereka yang saling mencintai karena-ku? Pada hari yang Aku berikan naungan pada mereka di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Ku” (HR. Muslim)
Cinta, suami-istri, keluarga, saudara, kawan, bahkan musuh. Jika hubungan itu dilandasi karena Allah maka semua akan memberikan kesempurnaan iman dan kenyamanan Hati.
Janganlah sampai kita gigit jari, menyesal, salah memilih pasangan atau kawan di dunia.
Jangan sampai kita terjerumus ke jurang neraka gara-gara Valentine.
Ayo kita terapkan bareng-bareng. Ana, Anta, Wa Hum. Jangan sampai kita seperti kambing yang memakan sayuran di ladang, yang diusir, mengembik, pergi trus kembali lagi makan sayuran.
Sejarah sudah jelas, ayat juga jelas. Mari kita tinggalkan Valentine's Day keseluruhan. Februari bulan biasa. Bulan tanpa hari raya di Tanggal 14.
Hari Kasih Sayang Islam
Ingatlah ketika hari dimana Rasullullah dan para sahabatnya melakukan pembebasan kota Makkah. ketika turun surat al fath: “inna fatahna laka fathan mubina, liyaghfira laka” sampai “fauzan azhima”. Yaitu ketika beliau pulang dari Hudaibiyah. Waktu itu mereka (sahabat) diliputi kesedihan dan kejengkelan atas kaum musyrikin, sedang denda sudah disembelih di Hudaibiyah
Rasullullah dengan jumlah kaum Muslimin mencapai 10.000 orang memasuki Kota Mekkah. Dimana pada waktu itu Kaum Quraisy sedang lemah tak berdaya.
Para pembesar Quraisy gemetaran dan takut yang amat dahsyat. Bagaimana tidak mereka dulu selalu mengejek Nab Muhammad, mereka dulu selalu melukai umat muslim, bahkan mereka dulu ingin mengincar kepala (membunuh) Nabi Muhammad SAW hingga mengusir kaum muslimin dari Mekkah.
Maka larilah para Pembesar Kaum Quraisy. Bahkan putra Abu Jahal, Ikrimah mencari tempat untuk sembunyi. Tapi apa daya kaum muslimin yang kuat sudah memasuki Mekkah. Di tambah lagi Abu Sufyan telah masuk Islam.
Abu Sufyan bergumam, “Tidak seorang-pun yang sanggup dan kuat menghadapi mereka.”
Abbas berkata: “Wahai Abu Sufyan, itu adalah Nubuwah.”
Maka ketika bendera Anshar dipegang oleh Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu. Ketika melewati tempat Abbas dan Abu Sufyan, Sa‘ad bin 'Ubadah berkata,
"Hari ini adalah hari pembantaian. Hari ini dibolehkan melakukan segala hal yang dilarang di Ka‘bah.“
Seketika ketika mendengar perkataan Sa'ad, Kaum Quraisy bertambah takut. Mungkin ajal menjemput mereka di depan mata.
Tapi sesuatu yang sangat mengagumkan dan patut kita contoh ketika Nabi Muhammad SAW membantah dengan sabdanya :
"Bukankah hari ini adalah hari kasih sayang, di hari ini Allah mengagungkan Ka‘bah“.
Nabi saw memerintahkan para panglima pasukannya agar tidak memerangi kecuali orang yang memerangi mereka. Pada hari itu semua orang dimaafkan seperti, Nabi Yusuf memaafkan saudara-saudaranya.
Fathul Mekkah adalah Hari Kasih Sayang yang sebenarnya yang patut kita contoh dimana kita bisa memaafkan orang. Menjalin silaturahim dengan semua orang.
Wahai Saudaraku, Islam sudah mempunyai syari'at yang sangat lengkap dan menakjubkan. Jika sejoli ingin menjalin kasih-sayang yang bahagia nan indah, maka menikahlah! Pernikahan adalah jalan utama yang tepat untuk memadu cinta dan kasih sayang.
Pernikahan adalah sesuatu yang sudah washati (pas). Tidak ada syari'at di dunia ini yang lebih bagus dari pada syari'at Allah.
Semua sudah diatur dengan pernikahan, cara membina keluarga, mahar, perceraian, anak, warisan, bahkan berhubungan biologis seseorang suami dan istri diatur dalam Islam.
Inilah jalan yang tepat, solusi pertama dan terakhir bukan Valentine dengan banyak legenda, keberatan, semu, kurang, bahkan menjerumuskan kepada penyesalan abadi.
Referensi:
-Al-Quraan Al-Kariim
-Syaik An-Nadwi, Abul Hasan Ali Al-Hasani. Sirah Nabawiyah, ----Sejarah Lengkap Perjalanan Hidup Nabi SAW. Lampung: Senja Media Utama. 2017
- Ensiklopedi Katolik, Hari Raya Santo Valentinus
-John Roach. "Valentine's Day Facts: Gifts, History, and Love Science". National Geographic.
-Yuko Ogasawara (1998). University of California Press, editor. Office Ladies and Salaried Men: Power, Gender, and Work in Japanese Companies (Edisi ke-illustrated). Berkeley: University of California Press. hlmn. 98–113, 142–154, 156, 163. ISBN 0-520-21044-1.
-Wikipedia Online
-tgkboy.blogspot com/asal-mula-sejarah-hari-valentine-arti.html
-Syaik An-Nadwi, Abul Hasan Ali Al-Hasani. Sirah Nabawiyah, ----Sejarah Lengkap Perjalanan Hidup Nabi SAW. Lampung: Senja Media Utama. 2017
- Ensiklopedi Katolik, Hari Raya Santo Valentinus
-John Roach. "Valentine's Day Facts: Gifts, History, and Love Science". National Geographic.
-Yuko Ogasawara (1998). University of California Press, editor. Office Ladies and Salaried Men: Power, Gender, and Work in Japanese Companies (Edisi ke-illustrated). Berkeley: University of California Press. hlmn. 98–113, 142–154, 156, 163. ISBN 0-520-21044-1.
-Wikipedia Online
-tgkboy.blogspot com/asal-mula-sejarah-hari-valentine-arti.html