Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan kemarin tentang selesainya renovasi Maqam Imam Syafi'i setelah 5 tahun berlangsung.
Jika kalian belum membacanya, silahkan membacanya dahulu
Peresmian Proyek Pemugaran Kubah Imam Syafi'i Setelah 5 Tahun Berlangsung
Gelar nama Al-Syafi'i, diambil dari nama kakeknya, Syafi'i yang merupakan salah satu imam Ahli Sunnah. Ia dilahirkan pada tahun 150 H (767 M) pada masa Dinasti Abbasiyah di Gaza pada tahun di mana meninggalnya Imam Abu Hanifa al-Nu'man rahimahumullah.
Seperti yang kita ketahui sebagai muslim Indonesia, Muhammad bi Idris al-Syafi'i adalah seorang ahli fiqih, alim muslim, pendiri mazhab Syafi'i, yang merupakan salah satu dari empat mazhab Islam.
Garis keturunan Imam al-Syafi'i dan kekerabatannya dengan Nabi ﷺ
Dia adalah Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Ustman bin Syafi' bin al-Saib bin Ubaid bin Abdul Yazid bin Hasyim bin Muthalib bin Abdul Manaf, kakek Nabi ﷺ
Sedangkan silsilah Nabi ﷺ adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul al-Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf.
Keduanya dipertemukan pada Abdul Manaf bin Qusai, Abdul Manaf memiliki 5 anak:
- Hasyim, kakek Nabi ﷺ
- Muthalib, kakek Imam Syafi'i
- Abdul Shams, kakek dari Bani Umayyah, dan Ustman bin Affan termasuk di antara mereka
- Naufal adalah kakek dari Bani Naufal dan Jabir bin Ma'tim di antara mereka
- Abu Amru
Muthalib bin Abdul Manaf adalah paman dari kakek Rasulullah Saw, Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf.
Muthalib, kakek buyut dari Syafi'i mengasuh keponakannya, Abdul Muthalib bin Hasyim, kakek Nabi ﷺ. Karena ia lahir di Madinah dan ayahnya meninggal, maka Muthalib bin Abdul Manaf mengambil ponakannya dari Madinah dan membawanya ke Mekah menaiki keledai serta memberinya pakaian lusuh.
Jika ditanya tentangnya, Muthalib malu untuk mengatakan, 'Dia adalah anak saudara laki-laki saya.'
Jadi dia sering berkata, "Abdi (Hamba saya)." Hal ini karena namanya sama, hanya saja nama ponakannya didahului kata Abdul yang artinya "Hamba".
Jadi mereka bilang, "Ini Abdul al-Muthalib."
Ketika dia tiba di rumahnya, dia mengganti pakaiannya, membawanya keluar, dan berkata, "Ini adalah putra saudara laki-laki saya!"
Kemuliaan keturunan Imam Syafi'i:
- Berasal dari Arab Asli, Suku Quraisy
- Berasal dari Bani Muthalib, yang sangat dekat dengan Bani Hasyim, Buyut Nabi ﷺ.
Kelahiran Imam Syafi'i rahimahumullah
Imam Syafi'i lahir di Gaza, Tanah Syam pada tahun 150 H, ini menurut para ulama yang paling kuat. Tetapi Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan, dia lahir di Ashqalan, dekat Gaza, ada juga yang berpendapat dia lahir di Yaman.
Pendidikan Imam Syafi'i rahimahumullah
- Imam Al-Syafi'i dibesarkan dalam keluarga miskin yang dulu tinggal di Palestina, di lingkungan Perkampungan Orang Yaman.
- Ayahnya, Idris bin Abbas meninggal ketika dia masih muda, sehingga Syafi'i remaja dalam keadaan yatim.
- Karena takut garis keturunannya yang terhormat akan hilang ketika dia berusia dua tahun, ia pindah bersama ibunya ke Mekah. Ibunya sangat suka dengan ilmu, maka di Mekkah ia tumbuh di lingkungan berpendidikan.
Tiga poin di atas merupakan faktor mudahnya Imam Syafi'i dalam menuntut ilmu, karena faqir dan yatimnya, Imam Syafi'i tidak sibuk dengan perdagangan. Serta sangatlah penting peran seorang Ibu sebagai sekolah pertama dalam mendidik anaknya.
Imam Syafi'i menuntut ilmu kepada banyak ulama fiqih di Mekkah dan Madinah, di antara mereka yang paling terkenal adalah Imam Malik ibnu Anas radhiya allahu anhuma, Syafi'i kecil belajar dengan beliau selama sembilan tahun, dan menghafal buku Imam Malik, "Al-Muwatta".
Sifat dan Akhlak Imam Syafi'i rahimahumullah
Imam Syafi'i dikenal wara' dan ketundukannya pada kebenaran, dan hal itu dibuktikan dari caranya berpendapatan dan belajar.
Imam Syafi'i, memiliki sifat dan perbuatan yang baik, rendah hati, murah hati, lembut, sopan. Dia jujur, setia, bermartabat, penyayang, ramah dan baik hati.
Dia adalah seorang alim, seorang mujaddid (pembaru) yang zuhud, dicintai oleh semua orang dari ulama dan orang biasa. Pikirannya yang besar, kuat, berakal, fasih, bermata jernih, berpandangan jernih, berpikiran sehat, tampan dan baik hati.
Putra dan Putri Imam Syafi'i rahimahumullah
Imam Syafi'i ketika sudah menikah dikaruniai satu putra, Muhammad, dan dua putri, Fatimah dan Zainab.
Karangan Imam Syafi'i rahimahumullah
Di antara karangannya yang paling terkenal adalah: buku "Al-Umm", "Ar-Risalah", "Al-Qassamah", "Al-Hujjah", "Usul Al-Fiqh", "Al-Jizya", "Qital Ahlu Al-Baghyi", kumpulan syair atas namanya, dll.
Ziarah Ke Maqam Imam Syafi'i
Imam Syafi'i wafat di Mesir pada tahun 204 H pada umurnya 54 tahun.
Beberapa hari yang lalu saya dan teman-teman disempatkan berkunjung ke Raudhah Imam Syafi'i walaupun cuaca di Mesir sudah mulai panas.
Kami memulai start dari Madinatul Buust Islamiah, asrama mahasiswa luar negeri di Azhar menuju Sayyidah Aisyah. Perlu diketahui, kebanyakan penziarah akan ke Sayyidah Aisyah dulu sebelum ke Maqam Imam Syafi'i. Entah itu dari Darrasah, Distrik 7, ataupun Distrik 10 di mana kebanyakan mahasiswa Indonesia tinggal.
Setelah dari Sayyidah Aisyah kita bisa berjalan kaki sekitar 4 km, hal ini banyak dilakukan karena perjalanan satu paket dengan banyak maqam-maqam ulama besar yang diziarahi di jalan menuju Maqam Imam Syafi'i.
Atau bila ingin langsung bisa menaiki tuk-tuk (sejenis becak motor), dengan harga 10 pon Mesir, atau juga Tramko dengan harga 3 pon Mesir.
Setalah sampai, kita bisa berkunjung di masjid Imam Syafi'i dan Maqam beliau.
Karena baru selesai pemugaran, terdapat biaya masuk 5 pon Mesir.